Kamis, 09 Maret 2017

PENGERTIAN CERITA RAKYAT BESERTA CONTOHNYA

Pengertian Cerita Rakyat dan Jenis-Jenisnya







Pengertian Cerita Rakyat dan Jenis-Jenisnya| 
 Cerita rakyat memiliki macam-macam atau jenis-jenis. Tapi tahukah anda, Apa itu Cerita rakyat, Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang dan hidup di kalangan masyarakat. Cerita rakyat berkembang secara turun-temurun dan disampaikan secara lisa. Oleh karena itulah, cerita rakyat sering pula disebut sebagai sastra lisan. Pada umumnya, cerita rakyat bersifat anoni atau pengarangnnya tidak dikenal. Jenis-Jenis Cerita rakyat ialah Cerita Binatang, Cerita Asal-Usul (Legenda), Cerita Pelipur Lara, Cerita Jenaka, Untuk lebih mengetahui penjelasan dari jenis-jenis cerita rakyat atau macam-macam cerita rakyat serta contohnya masing-masing,





































































































































































































































































































1). Cerita Asal-Usul Dunia Tumbuh-tumbuhan 

Contoh : 

a). Padi bermula dari Dewi Sri. 

b). Gadun beracun karena dipanah oleh pohon jagung menggunakan anak panah yang beracun 

c). Tandan Jagung berlubang karena ditombak oleh pohon gandung. 

d). Pohon mata lembu seperti rusak kulitnya karena melihat pertarungan antara pohon jagung dan pohon gadung terlalu dekat 

Contoh :
ASAL USUL NAMA SURABAYA
Pada zaman dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu yang dikenal dengan nama Ikan Sura dan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuatnya, sama-sama tangkasnya, sama-sama cerdiknya, sama-sama ganasnya, sama-sama rakusnya. Selama mereka berkelahi, belum pernah ada yang menang ataupun kalah. Oleh karena itu, mereka kemudian jemu untuk terus berkelahi .
“Aku bosan terus-terusan berkelahi, Buaya,”
“Aku juga Sura.lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tang Buaya. Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghenti perkelahiannya dengan Buaya, memang telah memiliki satu cara.
“Untuk mancegah perkelaian di antara kita, sebaiknya kita membagidaerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batasan antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh airlaut pada waktu pasang surut. Bagaiman, Buaya?”
“Baiklah aku terima usulmu yang bagus itu!” jawab Buaya.
Pembagian daerah kekuasaan itu ternyata memang telah membuat perkelahian antara Ikan Sura dan Buaya sudah tak terjadi lagi. Mereka menghormati daerah kekuasaannya masing-masing. Selama mereka mematuhi kesepakatan yang telah mereka buat bersama, keadaan aman dan damai.
Akan tetapi, pada suatu hari, Ikan Sura mencari mangsa di sungai. Hal itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar buaya tidak mengetahui. Akan teapi, Buaya memergoki perbuatan Ikan Sura itu. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Sura melanggar janjinya. Buaya segera menghampiri Ikan Sura yang sedang menikmati mangsanya di sebuah sungai.
“Hai, Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan bagian dari wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya. Ikan Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja.
“Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungau ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa air? Nah ini, kan, ada airnya, jadi termasuk juga daerah kekuasaanku,” kata Ikan Sura.
“Apa? Sungai itu, kan, tempatnya di darat,sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaannku!” Buaya ngotot.
“Tidak bisa, aku, kan, tidak perna bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Sura.
“Kalau begitu kamu mau membohongiku lagi? Baiklah kita buktikan siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya. Mereka berdua terus cekcok, masing masing berusaha mengemukakan alasan-alasanny, masing-masing pun saling menolak dan saling ngotot mempertahankan kebenaran-kebenaran dari alasan-alasannya sendiri. Akhirnya mereka berkelahi lagi.
Pertarungan sengit antara Ikan Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini makin seru dan dahsyat. Mereka saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Kedua binatang raksasa itu tanpa istirahat terus bertarung mati-matian.
Dalam pertarungan sengit itu, Buaya mendapat gigitan Ika Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri. Akan tetapi, Buaya puas karena telah dapat mempertahankan daerahnya. Ikan Sura telah kembali lagi ke lautan.
Peristiwa pertarungan antara ikan Sura dan Buaya itu mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa itu. Lambang Ikan Sura dan Buaya bahkan dipakai sebagai lambang Kota Madya Surabaya.

     2). Cerita Asal-Usul Binatang 

Contoh : 

a). Sapi bergelambir karena sewaktu ia mandi, bajunya tertukar dengan baju kerbau yang besar  

b). Darah Ikan mas memiliki warna darah seperti darah manusia karena asal mula ikan mas adalah manusia 

      3). Cerita Asal-usul terjadinya konon tempat 

contoh : 

a). Nama Gunung Tengger konon diambil dari sepasang suami istri yang bernama Rar Anteng dan Joko Seger 

b). Gunung Tangkuban Perahu di Bandung Utara konon berasal dari perahu milik sangkuriang. Karena ia murka, perahu itu ditendangnya hingga tertelungkup dan berubah menjadi sebuah gunung yang kemudian dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu



C. Cerita Pelibur Lara 

Cerita jenis ini disebut pelibur lara sebab fungsinya memang untuk menghibur hati. Dalam cerita ini, dikisahkan hal-hal yang indah-indah, penuh fantasi, dan impian yang menawan. Misalnya, tentang kehidupan istana, keajaiban-keajaiban,senjata keramat dan sakti, putri yang cantik, ataupun hal-hal lainnya yang menggambarkan keindahan dan kebahagiaan. 



D. Cerita Jenaka
Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal adalah cerita jenaka, seperti Pak Belalang, Lebai Malang. Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahanya justru selalu tidak memperoleh apa-apa

CIRI-CIRI CERITA RAKYAT
Untuk lebih memahami mengenai apa yang dimaksud dengan cerita rakyat, dibawah ini kami tampilkan karakteristik cerita rakyat :
  • Dikisahkan atau diceritakan secara turun-temurun.
  • Tidak jelas siapa pengarangnya oleh karenanya sifatnya anonim (tanpa pengarang)
  • Tinggi dengan pesan moral
  • Memiliki nilai budaya / tradisi
  • Mempunyai banyak versi yang berbeda
  • Memiliki banyak hal-hal yang tidak bisa diterima dengan logika
  • Tersebar turun temurun dari mulut ke mulut.
  • Pada awalnya dokumentasi sangat kurang pada umumnya dikisahkan secara lisan.
  • Sering mirp dengan cerita rakyat dari daerah lain.
   
  Kesimpulan
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menentukan bentuk dan isi suatu karya/cerita.

    Saran
Jangan bosan untuk membaca atau mendengarkan cerita rakyat, karena kita bisa mendapat banyak manfaat dari cerita tersebut.



Referensi:

 http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-cerita-rakyat-jenis-cerita-rakyat.html
http://iisariska.ilearning.me/makalah-cerita-rakyat/
http://dongengceritarakyat.com/pengertian-cerita-rakyat-dan-3-contoh-cerpen-rakyat/
http.//118.98.173.102/web2008/_sma/Indonesia/bindo8/pengertianunsurekstrinsik.php
Sulastri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Syamsuddin. 2007. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tatang, Atep. 2008. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tukan, paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: yudhistira.
www.scribd.com/doc/54052408/ceritarakyat.
http://www.g-vanstudent.com/2013/02/kata-pengantar-puji-syukur-kehadirat.htm
apa-apa.

1 komentar: